Sunday, September 29, 2013

Sawah vs Ladang Garam



"Di Kediri sawah yang bagus dimana, yah, kira-kira?" Tanya Agista ke saya.

"Heh? Sawah? Dimana-mana sawah sama aja, kalee." Jawab saya sekenanya.

"Serius, nih, gue nanyak!" Agista mulai nyolot.

"Ngapain lo nanya-nanya sawah? Mau jadi banci sawah, lo?"

"Tante gue dari Jakarta pengen maen ke Kediri buat liat sawah. Dia belom pernah liat sawah."

DEG!!! HELOOOW, SAWAH GITU, LOH!

Begitulah sepenggal kisah pilu seorang warga kota yang belum pernah melihat sawah. Bagi saya yang lahir, mandi, kentut, beol di pedesaan, tentunya bakal terheran-heran dan merasa iba bila ada orang yang memiliki nasib seperti "si-tante-malang-yang-belum-pernah-liat-sawah" itu. Ciyaan. 

Mari kita lupakan sejenak kisah "si-tante-malang-yang-belum-pernah-liat-sawah" itu. Kita beralih ke Madura dimana saya akan mengunjungi tempat pembuatan garam. 

Madura, pulau yang letaknya di sebelah timur laut Propinsi Jawa Timur ini mempunyai pesona pariwisata yang te-o-pe-be-u-te. TOP BEUT! Salah satunya adalah ladang pembuatan garam. Yep, di Madura lah garam yang biasa kita makan itu tercipta. So that's why, Madura juga punya julukan sebagai Pulau Garem.

Biarpun disebut sebagai Pulau Garam, jangan ngarep kita bisa dengan mudah menemukan tempat pembuatan garam. Kesabaran kami (saya & 2 teman saya, Halim & Alwi) diuji. 

Setiap kali kami bertanya ke warga sekitar, "Pak, Bu, Ladang/tambak pembuatan garam lokasinya dimana, yah?"

Bisa dipastikan mereka akan langsung memasang muka cengok sambil bilang, "Ha? Tambak garam? Dimana, yah?"

Lah? Katanya Pulau Garam? Kok penduduknya gak ada yang tahu, sih?

Beberkal Opera mini, saya pun mulai browse tempat-tempat bersemayamnya ladang garam di Madura. Dengan keyword  "ladang garam madura", berita yang muncul bukannya tempat/lokasi pembuatan garam tetapi malah kasus-kasus dan kerusuhan sosial tetang petani garam. Duh!

Menuju Sampang (Salah satu kabupaten di Pulau Madura) kami menggunakan jasa angkot. Ketika kami bertanya ke mas kenek angkot tentang lokasi-dimana-kita-bisa-melihat-aktivitas-para-petani-garam?, seperti biasa, keneknya langsung pasang muka keheranan setengah bego sambil mikir lamaaaaa...

"Jadi, lokasi ladang garamnya dimana, mas? Masih jauh?" Tanya si Halim membuyarkan lamunan mas kenek.

"Ummm, ehmm..." 

TEEEETTT WAKTU HABISSS!!!

Wadoh, kalau nama tempatnya aja kami masih blank, Gimana kita bisa tahu mau turun dimana?

"Jadi mas-masnya ini mau turun dimana?" Ibu-ibu di belakang kami tampak penasaran.

"Pokoknya kami mau turun di ladang garam, bu." Jawab kami sok tegas.

Karena hari sudah mulai senja, kesabaran kami pun sirna. Kembali, saya membuka Opera mini, kali ini dengan keyword-yang-to-the-point -> "DESA PENGHASIL GARAM DI MADURA"

Hasilnya, ketemu lah deretan nama-nama desa penghasil garam di Madura. Saya pun mulai membacakan nama-nama desa tersebut kepada mas kenek, "Oke, mas, dari nama-nama desa berikut, mana yang paling deket?" Kami mulai tebak-tebakan layaknya acara kuis berhadiah. KAMPRET KEPET!

"Desa ini masih jauh, gak?" 

"Jauh, mas."

"Desa ini?"

"Masih jauh, mas!"

"Desa ini?"

"Masih jauh, mas!"

"Hah?!" Epilepsi saya mulai kumat. "Desa ini?" 

"Nah, udah deket, nih, udah nyampe, mas."

Kami tersenyum kegirangan, "Yowes, kita turun sini, sajaaaah!" 

Setelah loncat koprol dari angkot "sialan" itu, kami bergegas cari abang-abang ojek menuju ladang garam yang berada di pesisir pantai. Legak banget rasanya akhirnya kami bisa nemuin ladang garam di Pulau Garam. Sesampainya dilokasi tambak, kenorakan saya pun muncul. Berbagai pose 'najis linggis' saya lakoni mulai dari pose jilatin garem, sampe ndusel-ndusel di atas tumpukan garam. Abang-abang ojek pun hanya ketawa geli sambil geleng-geleng melihat kenorakan kami.

Ketika sedang asik meremas-remas garam, sesaat saya tersadar: Mungkin inilah yang dirasain "si-tante-malang-yang-belum-pernah-liat-sawah" yang pernah saya olok-olok itu. Perasaan Exited --lebih tepatnya norak-- karena melihat sesuatu yang jarang/gak pernah kita lihat.

Sejenak saya juga teringat tentang tulisan Mbak Ndut Trinity  di buku The Naked Traveler 1, yang bercerita tentang sebuah pohon pisang yang bisa "dijual" menjadi daya tarik wisata di Puerto Rico. Nah, kalo dipikir-pikir, bisa juga, sih, sawah di kampung saya ataupun ladang-ladang garam di Madura ini dijadikan daya tarik wisata. Karena dari sini lah kita bisa tahu tentang asal-usul dari bahan makanan yang setiap hari kita makan --beras dan garam-- kenyataannya, memang banyak orang yang belum tahu tentang hal ini.

Who knows beberapa waktu kedepan bakal muncul tag line pariwisata bertajuk "Wisata Bercocok Tanam" ataupun "Wisata Pembuatan Garam". Keren, toh? :D

Satu pertanyaan akhirnya terjawab:
Kenapa banyak orang Madura selalu pasang muka "kebingungan" ketika ditanya tentang ladang garam?

Inilah jawaban dari temen saya yang asli Madura:
Sebenarnya orang Madura tahu betul lokasi-lokasi dimana ladang garam berada, karena ladang garam bisa kita temui di hampir semua wilayah Madura mulai dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan hingga Sumenep. Tapi terkadang (bahkan kebanyakan) mereka gak yakin dengan apa yang kita tanyakan, karena menurut mereka, ladang garam hanyalah ladang garam --bukanlah suatu tempat wisata yang 'layak' dikunjungi turis.

Jadi ketika kamu --yang jelas-jelas turis yang berasal dari luar Madura-- bertanya, "Dimana, ya, letak ladang garam berada? Saya mau jalan-jalan kesana, nih."

Jawaban (versi gaul) mereka akan seperti ini:

"Hah? Mau jalan-jalan ke ladang garam? Are you kidding me? Plis, deh..."

Sama seperti ketika saya ditanya, "Dimana, yah, gue bisa melihat sawah? Gue pengen banget foto-foto di sawah, nih!"

Bisa dipastikan jawaban yang akan keluar dari mulut saya adalah:

"Hah? Mau jalan-jalan dan poto-poto di sawah? Serius, lo? Duh, apa gue gak salah denger? Cotton buds, mana cotton buds?"

---------------------------------------------

Pesan commercial break: "Berbanggalah dengan potensi wisata di tempatmu, karena tempat yang menurutmu "not-so-special" bisa nampak "so-special" di mata orang lain".

Norak versi "si-tante-malang-yang-belum-pernah-liat-sawah"
Norak versi "Cowok-tampan-yang-belum-pernah-
makan-garam-seember-sekaligus" (Photo by @alwi_fals)
Pemandangan sawah yang menjadi obyek wisata andalan
 di Tegalalang, Ubud, Bali (Photo nyomot milik @dewtraveller)
Pemadangan sawah di kampung saya.
Pemadangan ladang garam di Vietnam yang sempet
 menjadi 5 besar Foto Kontes Garuda Indonesia
Gak perlu jauh-jauh ke Vietnam, sih, di Madura banyak, tuh, Ladang Garem. :))