Thursday, December 28, 2017

Gebet Aku, Mbak!



Banyak temen yang tanya ke saya, "San, lu kalo traveling kok sama cowok terus? Lo normal, gak, sih? Lo GAY, ya?"

Biasanya saya akan jawab, "Iya, kenapa? Gue mau nikah ama cowok gue di Belanda taun depan, dateng, ya!"

*temen begidik, trus nenggak se-ember cat Catylac warna hijau neon*

Ya, saya memang lebih sering traveling dengan cowok, tapi jujur saya masih 98 persen normal kok, 2 persennya lebih sering khilaf *ngakak banci kaleng*.

Jujur, saya kurang handal soal deketin cewek. Bahkan dari keseharian, saya saya lebih sering ditembak cewek dari pada nembak (sayangnya cuma di dunia mimpi)

Kenapa saya lebih sering traveling sama cowok? Satu-satunya jawaban kuat adalah: Cowok lebih mudah diajak jalan dari pada cewek. Etapi it's true. Nyatanya ngajak cowok jalan lebih gampang, baru pertama ketemu di hostel tinggal bilang:

Gue: "Hey, what's up! What's your agenda tomorrow?"

Cowok bule: "Um, no idea, what about you?"

Gue: "What if we go here! People said it's great place and easy to reach only by 50 mins bus."

Cowok: "Cool, we go together tomorrow at 9, OK?"

(((JADIAN DEH)))

Gimana ceritanya ketika saya mau ngajak cewek backpacker jalan?


Gue: "Hi..."

Cewek bule: "Oh, hi!"

Gue: (((hening)))

(((cuma terdengar suara jangkrik lagi trisome)))

Cewek bule: *baca buku*

Gue: *nelen ludah*

Cewek: *balik lembar halaman selanjutnya*

Gue: *nelen ludah*

Cewek: *balik lembar halaman selanjutnya*

Gue: *nelen ludah*

(((BEGITU SETERUSNYA SAMPAI SI CEWEK KHATAM 6 NOVEL HARRY POTTER - THE TRILOGY OF TUTUR TINULAR)))

Yes, saya basically orangnya pemalu, suka minder, dan sama sekali gak Pro untuk urusan deketin cewek (Yang mau ngasih tips, komen di bawah, ya!)

So pertanyaannya, pernah kah saya mencoba ngegebet atau paling enggak berinteraksi dengan cewek saat traveling? Jawabannya sering, tapi seringnya cewek tersebut udah jalan ama cowoknya masing-masing dan saya cuma jadi obat nyamuk bebas asap mereka #miris.

Berikut beberapa cerita mengenaskan saya saat mencoba gebet cewek selama traveling:

Dijodohin di Iran (?)

Satu-satunya hal yang paling gak saya suka di Iran adalah orang-orangnya yang kepo abis tentang status kita whether kita jomblo ngenes gak laku-laku, udah nikah, tunangan, TTM-an, di-PHP-in, janda ataupun duda. Pokoknya mereka perlu tahu! Once kita bilang Jomblo, mereka akan menyerbu kita dengan milyaran pertanyaan, "Why? You don't like girl? Why? Haa? Why?"

Saya cuma diem sambil nyengir kecut.

"Why?!"

Ebuset, mereka masih nyecer.

"I haven't found the right girl." Jawabku sekenanya, yang padahal jawaban sebenarnya adalah, "No girl wants to marry me!!! PUASSS KALIAN!!!" sambil todongin pisau mangga di leher sendiri.

"Iranian girls are so pretty, don't you like them! I can show you some!"

"But they won't like me!" *Nangis terasi*

Sama halnya saat berkujung ke rumah Si Ali, baru sepuluh menit ngobrol basa-basi, doi dan bonyoknya langsung nanya saya,

"Married?" tanyanya sambil ngelingari jari manis.

"Not yet." jawabku singkat. 

"What?" Tanya dia yang gak paham bahasa Inggris.

"No." jawabku sambil geleng.

"Why?"

Dalem hati saya bergumam, "Gimana jawabnya, nyet. Kalo 'Not Yet' aja kalian gak ngerti!"

Paginya, saat bangun tidur, saya keluar kamar dan mendapati bahwa sarapan pagi sudah siap tersaji manis di atas karpet persia nan indah di rumah Ali. Dari dapur keluarlah seorang cewek cantik membawa se-bakul nasi. Doi tersenyum manis sambil menyapa saya,

"Salam..." sapanya kalem dan lembut.

"Salam..." jawabku sambil terbengong (untung gak mimisan VICKS FORMULA 44)

Cewek tersebut berkulit putih bersih khas orang Persia, bermata hijau kecoklatan, berambut agak coklat gelap, serta tubuh yang mungil tidak terlalu tinggi (cocok lah kalau bersanding di pelaminan dengan tubuh gue yang juga mungil kedemal-kedemil ini)

*Saya masih terpukau*

"HASSAN! FOOD!" Suara antagonis nan menggempar si Ali membuyarkan lamunanku.

Kami pun makan ber-lima (Saya, Ali, Nyokap, bokap, dan si cewek cantik)

Suapan 1: "Siapa cewek cantik itu?" saya penasaran.

Suapan 2: Si cewek tersenyum mandangin saya makan, hatiku dag-dig-dug kayak beduk sholat Jumat.

Suapan 3: Apakah dia sodaranya Ali? Kenapa dia gak bilang gue dari awal? Kan sebelum ke Iran gue bisa fesyel, peeling, cabut komedo, atau operasi plastik dulu.

Suapan 4: Si Ali nyuapin saya dengan sejumput roti naan plus sebongkah kuning telur ceplok yang super gede.

"Kampret ngapain pake suap-suapan segala, sih? Kan ceritanya gue lagi tebar pesonahh!" Omelku dalam hati.

Si nyokap, bokap, dan si cewek malah ketawa ketawa ngakak melihat mulut saya yang penuh dengan makanan. Si Ali cengengesan gak berdosa. Dasar keluarga yang aneh.

Suapan 5: "Siapa sebenarnya cewek itu? Kenapa mereka mengundangnya makan pagi? Apakah mereka berencana menjodohkan kami? Bagaimana jika benar? Apakah dia akan menerimaku apa adanya?" Banyak pertanyaan berkecamuk dalam sukma.

"Wife!" ucap nyokap Ali tersenyum.

"Sorry?" tanyaku minta dia ngulang.

"Wife." si nyokap nunjuk si cewek.

"KYAAA!!! DOI MAU JADI ISTRI GUEE!!!!" Saya shock, bunga sakura virtual bertebaran meliputi tubuh saya.

"Wife?" Tanyaku.

"Yes yes. MUHAMMAD'S WIFE. ALI'S BROTHER." jawab si nyokap fantastis.

JEDER!! Seketika saat itu juga saya langsung packing, cetak boarding pass, dan balik ke Indonesia.

"BHAIII ALLL!!!" 

----


Mirasantika dari Rusia

Saat itu saya baru aja tiba di sebuah hostel di tengah kota Bishkek, Kyrgyzstan, setelah menempuh perjalanan panjang Jakarta-Delhi-Bishkek. Saya duduk di ruang tamu hostel dengan seorang cowok bule asal Austria.

Seperti cerita saya di atas; ngajak cowok jalan itu lebih mudah, kali ini si bule yang ngajak saya jalan buat besok hari ke Tokmok, sebuah kota kecil berlokasi sekitar 1 jam dari Bishkek yang terkenal dengan Burana Tower-nya yang sarat sejarah. Kebetulan Tokmok memang sudah masuk dalam itinerary perjalanan saya, dan Burana Tower pun sudah jadi bucketlist sejak bertahun-tahun, jadi tentu saya iyain ajakan si bule Austria.

Ketika kami lagi enak-enaknya ngerumpi, tiba-tiba ada seorang cewek bule cantik dengan tubuh mungil tidak terlalu tinggi (cocok lah kalau bersanding di pelaminan dengan tubuh gue yang juga mungil kedemal-kedemil ini) keluar dari dapur sambil nawarin sesuatu.

"Hey! You!" tunjuk dia.

"Sorry, Are you pointing at me?" tanyaku polos.

"Yes. You. Do you want a water melon?"

"Sorry, what?" tanyaku sedikit budek

"Yes. Watermelon. REAL watermelon. HAHAHAHA!" Si cewek ngakak.

Kami semua ngakak.

Selanjutnya saya ikut ke dapur makan semangka bareng si cewek. Si cewek itu bernama Aliya, seorang librarian dari Russia. Doi dalam rangka traveling ke negara-negara berakhiran Stan. Kami ngobrol santai ngalor-ngidul, mulai dari ngomongin makanan khas negara masing-masing, hingga kami berlomba nyanyiin lagu kebanggaan masing-masing negara. Aliya adalah cewek ceplas-ceplos dengan selera humor 'kotor'--sama seperti saya.

Karena ketertarikannya pada lagu dangdut yang saya nyanyiin, saya langsung ajarin doi lagu milik Bang Haji Rhoma Irama berjudul "Mirasantika", berikut cuplikan videonya:



"Dulu aku suka padamu... Hassan!" si Aliya tiba-tiba berhenti nyanyi.

"Yes? Lo suka sama aku, ya?" Jawabku asal.

Si Alia memandangku sambil tersenyum manis banget, semanis susu bendera coklat nikmat hingga tetes terakhir.

"What?" tanyaku penasaran.

"I have an idea. Would you like to join me tomorrow? We can hike to Sary-Cele mountain! There is a beautiful lake there. I can show you the picture. How?"

"Um, let me think...." Tiba-tiba si cowok Austria yang sebelumnya ngajak jalan, dan gue iyain, nongol masuk dapur.

"SEMPAK SALMON!!! KENAPA DIA DATANG PADA SAAT SEPERTI INI?" Teriakku dalam hati.

"So, the answer is YES?" tanya Aliya.

"Um... Aliya, sorry, I guess I can't, I've promised to go with him to Tokmok tomorrow. Or, may be you want to join us?" ajakku.

"No. You both should join me!" paksa si Alia.

"How?" tanyaku ke Si bule Austria.

"Sorry, man, I can't, Tokmok has been in my bucketlist." jawab si Austria, kembali mengingatkanku tentang bucket-list. Dari sini saya dihadapkan pada pilihan yang sulit antara cewek atau bucket-list (kelemahan saya: saya selalu pilih bucket-list #travelersejati #ngok)

"Ok, fine." Si Aliya tampak cuek tapi terlihat ada sedikit rasa kecewa di wajahnya.

Sampai tengah malam kami masih lanjut ngobrol asik, tampaknya kami tak pernah kehabisan bahan obrolan karena saking sama-sama koneknya. Sebelum beranjak kembali ke kamar, si Aliya berucap, "I hope we can go together, Hassan. If not tomorrow, may be the day after tomorrow?"

"Let me check my itinerary, ya."  *brb cek itinerary di kamar*

"Oh, noo! I have flight to Osh the day after tomorrow!" teriakku bete.

"It's OK then. Go sleep, Hassan. You should go early morning tomorrow, it's now 2 am!"

Paginya saat saya mau berangkat si Alia membuatkan saya sebuah omelet yang super lezat. Doi berucap, "Hassan, one last time before you go. Please sing Mirasantika for me! Pleaseeee!" rengeknya manja.

Kami pun nyanyi lagu Mirasantika bareng sambil diketawain pemilik hostel dan tamu-tamu lain.

Saat saya hendak keluar hostel si Alia membisik, "Hey, listen. You have to promise that we will travel together another time. And then we will sing Mirasantika again together only you and me... YEAYYY!!! Save my number, and come to Russia someday. OK?"

"OK." jawabku kalem.

Si Alia tersenyum, melenggang pergi sambil lanjut nyanyi Mirasantika.

---

Cewek Asing yang Sensi

Saat sedang business trip ke China, saya meluangkan waktu untuk jalan-jalan sore di sekitaran Nanjing Road di tengah kota Shanghai sembari berburu street fotografi. Saya janjian dengan kolega kantor saya untuk bertemu di Square buat belanja, mereka kirim pesan melalui Wechat yang isinya info bahwa mereka sudah dekat dan akan tiba dalam 5 menit.

Saat lagi asiknya jepret-jepret manja, seorang cewek berwajah oriental menyapa saya, "Hi, where are you from?"

"Hi, Indonesia. You?" jawabku santai.

"I am from HongKong. Do you like photography?" tanyanya kepo.

"Pretty much. Yeah!"

"Me too!!! Hey, do you want to go with me for a cup of coffee? Chinese food may be? Ok?" I think we can talk much." Ajaknya excited.

"I wish I could join you, but my friend is about to come. So, sorry may be next time."

"Wow! Friend? Girl or Boy?" 

"1 girl and 1 boy."

"Liar!"

"Excuse me?"

"You are liar. You are waiting for your girl friend, right?"

"No."

"OK, sorry to disturb you. BYE!!!" Si cewek ngambek trus melenggang pergi.

((( I MEAN! I DON'T EVEN KNOW HER NAME! )))

Saya terdiam pilu di tengah kerumunan kota Shanghai yang riweuh.

---

Nyatanya, selain kere dari segi finansial, saya juga kere dari segi asmara. 

SKIAN.

Hayo, deketin, gak, deketin, gak, deketin, gak,



A post shared by Hassan Hans (@travelerkere) on